Senin, 16 Agustus 2010

Mimpi Didalam Bak Mandi

Mimpi itu seperti sebuah bak mandi.
Kalimat ini kutemukan saat aku mandi pagi pada siang itu (sori, bukannya malas, tapi sejak pagi itu ada hal yang harus kukerjakan..) Ketika aku menimba air di bak, tiba-tiba pengertian ini ku dapatkan.. Memang agak sedikit nyeleneh, tapi bagi aku, pemahaman ini sangat luar biasa…..
Dan pemahaman ini yang coba ku tulis dalam blog-ku yang paling terbaru ini. Semoga para pembaca bisa mahamin maksud tulis kali ini..

Ini penjelasannya…
Awal kita mulai kehidupan ini, kita ngga mikirin mau jadi apa kita nantinya saat besar kelak. Dan saat kita lewatin masa kanak-kanak, hal yang ada di otak kita adalah melakukan kegiatan bermain sebanyak dan sesering mungkin. Pun ketika kita berlanjut ke tahap remaja. Pada saat-saat inilah kita melakukan perjalanan menemukan jati diri. Sebenarnya kita itu siapa dan apa karakter pribadi kita?
Semua fase ini ngga kita pikirin dampak kedepannya seperti apa. Fase-fase ini kita lewatin hanya untuk mencari kesenangan diri (betul ngga?) Dan lebih jauhnya, fase ini kita emang sudah seharusnya menikmati hidup sebanyak yang kita bisa tanpa memikirkan masa depan.
Saat kita bermain dengan teman-teman sebaya, saat kita mulai mengenal arti cinta (monyet), dan saat kita mulai merasakan ada perubahan yang terjadi di dalam diri yang kita tidak tau apa itu (bagi cowo : mungkin mulai tumbuh bulu-bulu [tidak senonoh] di bagian atas bibir, di sepanjang garis rahang, atau tumbuhnya di dagu yang mulai menyebar ke dagian dada ; bagi cewe : mungkin merasakan perubahan signifikan yang terlihat yaitu mulai membesar tubuh bagian dada, atau mulai kedatangan tamu bulanan [[a.k.a mesntruasi]], atau mulai terkena syndrome narsis, mempercantik diri dengan make up, lipstick dan barang-barang sejenis)
Namun, saat kita mencapai usia akil balik (sekitar 17 tahunan), saat itu juga tubuh mulai ngajak kita untuk berpikir lebih luas lagi dari pada sebelumnya.
----------------prolog--------------------
Saat itu (mungkin) kita sampai pada fase dewasa saat kita mulai masuk dunia perkuliahan. Dunia yang benar-benar berbeda dari dunia kita selama ini. Registrasi, saat mengambil mata kuliah, dan menjalaknkan kuliah-kuliah tersebut, kita dituntut dosen untuk berbuat sesuatu dan lebih. Dan jika memang kita memiliki niat dan fokus, kita akan menyelesaikan bangku perkuliahan ini..
Langkah kaki berikutnya adalah saat kita selesai kuliah, apa yang akan kita lakukan?
Pertanyaan mungkin bisa ku jawab dengan dua pilihan. Menjadi PENGANGGURAN (dan tetap menikmati hidup sesantai mungkin), atau MELAKUKAN SESUATU.
…….. Bagi mereka yang memilih pilihan pertama, mending ngga usah dilanjutin lagi baca blog ini…….
-------------------prolog end-------------------------
Saat kita mulai mengejar mimpi, saat itulah kita diuji. Seberapa besar niat kita untuk meraih itu semua, seberapa kuat kita menahan cobaan yang bakalan datang, yang berjalan disamping kita.
Bagiku, mimpi adalah situasi dimana kita berharap lebih dari hidup kita untuk masa depan. Mimpi adalah jembatan untuk menyambung hidup di masa depan. Makanya, setiap kita harus punya mimpi.

Dan jangan lupa, hadapkan mimpi kita ke Tuhan..

Menurut saya, mimpi yang kita hadapkan itu haruslah sesuatu yang luar biasa, extraordinary dan sesuatu yang besar. Mimpi menentukan orang macam apa kita, dan mimpi bisa jadi perwujudan isi hati kita.
Mimpi yang sedang, adalah sebuah bak mandi berukuran kecil. Saat mimpi ini kita sampaikan ke Tuhan, maka DIA akan melihat seberapa besar ruangan yang kita bikin untuk menampung JanjiNya yang akan diberi (point ini kita memang harus percaya bahwa DIA akan memenuhi impian kita). Jika bak mandi yang kita bangun adalah bak yang berukuran kecil, maka DIA hanya akan memberikan sesuai dengan volume bak tersebut. Di satu sisi hal ini tidak terlalu mengecewakan (toh juga mimpi itu terwujud) dan lagi jika ada godaan (yang diasumsikan sebagai bak mandi yang rapuh), hal ini tidak menjadi hal yang begitu memusingkan toh godaan kecil tidak seberapa. Tapi di sisi yang lain, dengan volume yang tidak seberapa ini, apakah kita puas? Padalah di luar sana tersedia banyak kesempatan hidup yang jika ngga kita ambil, maka penyesalan yang akan kita alamin (tentunya kesempatan yang positif)
Di lain pihak, bak yang besar adalah bak yang mampu menampung debit air lebih banyak daripada bak sebelumnya. Bak mandi yang besar mampu memberikan cadangan air lebih banyak juga saat kita membutuhkan.
Dan saat kita memutuskan untuk membuat mimpi kita sebesar-besarnya, maka saat itu juga DIA bakal ngasih kita tantangan. Resiko bak mandi besar lebih besar juga ketimbang bak mandi berukuran kecil. Saat terjadi kebocoran, tak sedikit biaya yang harus kita keluarin untuk memperbaikinya. Tapi disisi yang lain, besarnya jumlah volume bak, maka otomatis DIA bakal ngisi dengan air yang LEBIH BANYAK lagi
Itulah mimpi yang coba ku komparasikan dengan sebuah bak mandi. Semakin sedikit volume bak mandi, maka semakin kecil juga air yang terisi. Tapi sebaliknya, semakin besar volume bak mandi, maka semakin banyak pula air yang bisa ditampung. Dan Tuhan melihat pilihan kita untuk membuat sebuah bak mandi. Jika memang kita merasa tercukupi dengan bak mandi berukuran kecil, maka Tuhan akan memberikan air seperti yang kita inginkan ini. Tapi jika kita memilih untuk membangun bak mandi berukuran besar, maka Tuhan (tidak mungkin tidak) akan mengisi penuh bak mandi kita juga.
Gitu aja sih...
Pilihan selalu jadi milik kita. Pilihan yang menentukan hidup kita. Dan dengan pilihan ini pula, iman kita dipertaruhkan. Apakah cukup dengan bak mandi kecil, atau memilih membuat sebuah bak mandi besar (dengan resiko yang jauh lebih banyak)…

Love you all, folks….. B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar