Selasa, 22 Desember 2009

Ade Jo, Adekku Yang Tek Pernah Ada Part 2

Ini adalah cerita sambungan dari bagian pertama yang uda ku posting beberapa saat yang lalu...

Background ceritanya : Aku dan usi uda nyampe di Ambon en uda ketemu dengan semua sodara2ku. Ceritanya ni kan masih kangen2an...
Lupain Yogya dan segala hiruk pikuknya. Saat itu aku bertemu dengan kultur en tradisi yang bener2 berbeda. Kultur yang membiasain orang berteriak lepas dimanapun dan kapanpun, kultur yang sudah terbiasa dengan kondisi lalu lintas yang bener2 crowded dan polisipun hanya berfunsi sebagai penghias jalan.
Sambil menikmati jalanan di luar jendela mobil yang membawa kami ke Kudamati (nama daerah rumahku di Ambon), aku masih saja asik bercengkrama dengan Ade Jo.
Ternyata Ade Jo seperti yang kuduga sebelumnya. Bayangan anak yang bener2 lucu en nyenengin bisa ku temukan di sosok ini. Kita ber2 tertawa, bercanda, bahkan saling menggoda satu sama lain. Kegiatan yang sempat membuat usi melihatku cemburu....
"Sori ya si, sori banget deh...", kataku waktu itu.
"Ih, kamu tu jahat. Aku kan juga pengen...", Usi berkata merajuk kepadaku.
"Makanya pindah kebelakang"
"Ogah, Ade Jonya kesini aja.."
"Maumu..."
Dan memang pada akhirnya seorang Brury Nahekha Manuputty yang memenangkan pertandingan memangku Ade Jo (apaaaaaaaaaaaaaaaaaa coba... Hehehehe)
Dan yang membuat aku semakin seneng adalah tingkah laku Ade Jo waktu itu.. Dia terlihat sangat bahagia bertemu dengan kakak barunya. Ngga ada muka cemberut, ngga ada muka nyesel, dan yang hanya adalah seneng seneng dan seneeeeeeeeeeeennnnnnggggggggggggg banget....
Hehehehehe, bahagianya aku waktu itu..
And then, ketika kita uda sampe tempat tujuan (kita waktu itu mulangin mobil)
Ketika suara itu keluar dari mulut mungilnyaa...
"Dada kaka uiiiiiiii...... Beso katong maeng lai eee......" - "Dah kakak uiiiiiiii..... Besok kita maen lagi yaaaaa...."
Aku ngga tau lagi apa yang aku rasain kali ini.. Aku merasa..........
Aku bahagia saat aku memangku Ade Jo. Aku sangat bahagia saat kita berdua saling bertatapan mata. Aku sangat bahagia saat kami berdua bercanda....
Sampai tikungan terakhir, aku masih saja melihat ke belakang. Melihat sosok Ade Jo dari kejauhan...

Dan berita itupun sampai ke telingaku...

Malam itu, ketika kami (aku, usi, Herodes dan mama) sedang kumpul di ruang keluarga, ada yang membawa kabar buruk (aku lupa sapa yang mengabari kita)
Ade Jo masuk rumah sakit.
Hari itu sudah malam. Dan cuaca diluar cerah, bahkan sangat cerah. Ngga ada kilat ato halilintar... Tapi kenapa saat itu serasa disambar petir??
Kami kaget dan menatap langit2 rumah kosong...
Besoknya, kami keluarga besar Manuputty pun mulai disibukkan dengan rutinitas RS - rumah, RS - rumah dan begitu seterusnya... Ada tatapan sayu ketika kami berpapasan dengan mereka yang baru pulang menjenguk Ade Jo di RS. Ada tatapan capek dimata mereka karena ngga tidur menjaga Ade Jo semalaman suntuk. Ada juga tatapan sedih (tatapan yang paling ku benci).

Seharusnya kejadian kaya gini ngga perlu terjadi. Ade Jo jatuh sakit karna ternyata dia di bandar udara menunggu pesawat dari Yogya dateng dari pagi hari. Padahal pesawat itu sampai sekitar jam 3 sorean. Dan salahnya, Ade Jo belum makan. Jadi perutnya kosong sejak pagi... So, jatuh sakitlah Ade Jo...

Yang terjadi biarlah terjadi. Fokus kali ini adalah kesembuhan Ade Jo. Itu yang sedang kami pikirkan, kami usahakan dan kami utamain....
Tenaga, waktu bahkan apapun juga kami kerahkan ke RS.
Aku ngga menyangka sebelumnya kalo liburanku kali ini bakalan kebawa arus seperti ini. Aku ngga tau apa yang harus ku lakukan, karna sejak awal, plan yang uda kususun adalah plan buat seneng2. Bukan plan yang seperti ini.
Dan hari demi kami lewati. Yang kami lakukan adalah saling menguatkan satu dengan yang lain. Ngga ada keluh kesah yang keluar dari bibir setiap kita. Karna bibir kami kalo bisa berbicara sendiri pun akan mengatakan hal yang sama...
"Semoga Ade Jo cepat sembuh dan bisa kembali lagi bermain seperti biasa..."
Itulah harapan kami. Itulah doa-doa kami yang kami panjatkan kepada Tuhan. Karena kami, orang Kristen selalu diajarkan untuk tetap berserah dan benar-benar menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Kami memang tidak tahu apa yang akan terjadi, waktu itu. Tapi yang kami tahu, kami memiliki Tuhan yang memiliki rencana yang lebih indah yang bahkan diluar akal sehat kami... Kami berserah dan berdoa
Berdoa, berdoa dan terus berdoa...

Hingga tepat satu minggu kemudian...
Pagi itu, aku, usi dan Herodes sedang berada di ruang keluarga dengan rutinitas kami masing2... Aku dan usi yang sedang bercengkrama seperti biasanya, dan Herodes yang bersiap ke sekolah tempat dia bekerja dan mengajar. Tiba2, Herodes mendapat telepon entah dari siapa...
Herodes : "Ah, jang maeng2... Itu beta paling binci paskali. Dong bicara tu pake otak sadiki...." - "Ah, jangan maen2... Itu yang saya sangat benci. Kalian berbicara pakai otak..."
Muka Herodes berubah murka dan terlihat gusar.
AKU : "Kenapa pa??"
.......
Herodes masih saja terdiam...
Usi : "Pa, kenapa sih..."
Bukan jawaban yang diberi Herodes, tapi tatapan (yang sulit dilukiskan)
Sejenak, aku tahu apa yang bakal Herodes katakan pada kami. Sejenak, otakku mulai menganalisa bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi dan itu sangat salah dan tidak benar.
Lalu, Herodes mengatakan hal tersebut...
"Ade Jo su seng ada" - "Ade Jo udah ngga ada..."
Cuma itu, dan dia bergegas pergi....

Kami berdua (aku dan usi) saling berpandangan. Mata kami berdua saling bertemu dan menatap balik mata masing2.
APA??? Ngga mungkin... Ini pasti ngga mungkin..............
Usi berlari memberi tahu mama yang sedang sibuk di dapur dan mengatakan hal tersebut...
Iya, Ade Jo Meninggal dunia...........

Ade Jo meninggal
Ade Jo meninggal
meninggal........

Tuhan, ini ngga mungkin kan? Tuhan, apa ini leluconMU buat kami? Tuhan, Engkau ngga mungkin berbuat seperti ini kan?? Kami kurang apa lagi, Tuhan?

Aku ngga percaya.... Karna baru semalam aku menjenguknya. Karna semalam aku baru saja meliat dia tertidur pulas di tempat tidur RS itu. Karena baru semalam aku bertemu dengan Papa Agus dan Mama Febi (istri Papa Agus) dan mereka berkata, Ade bakalan sembuh dan dia akan kembali seperti semula...
Dan keesoknya kami melihat hal tersebut dengan mata kepala kami sendiri. Aku dan usi melihat sendiri kabar tersebut. Ketika kami berdua sampe di ruangan Ade Jo, yang kami lihat adalah pemandangan memilukan...
Ada Oma Len yang sedang berdiri tertegun, ada Kaka Ona yang memegang tangan Oma Len, Papa Agus berdiri menghadap ke jendela dan Mama Febi yang sedang duduk memegang tangan tubuh itu.
Tubuh mungil yang sudah tampak kebiru2an terbujur bagai sebatang kayu diatas tempat tidur itu. Tubuh yang sudah tidak dapat merasakan lagi apa2 di sekelilingnya. Tubuh yang sudah membeku dalam kedamaian, tubuh yang tertidur untuk selamanya.
......................................................
Ini kah Ade Jo yang tempo hari bercanda dengan aku di mobil? Ini kah dia? Inikah Ade Jo yang waktu itu berteriak, "Dada kaka uiiiiiiii...... Beso katong maeng lai eee......" - "Dah kakak uiiiiiiii..... Besok kita maen lagi yaaaaa...."
Ade, kamu kok berbeda sekarang? Kok kamu diam gitu.. Ayo dong bangun, Kaka Ui uda ada nih sekarang. Ayo kita maen lagi... Ayo de, ayooo... Plis, Kakak mohon...
.....................................................
Oh, Tuhan, inikah rencanaMU yang indah buat kami itu?
Inikah cerita yang hendak KAU tuliskan buat kami, umat2MU?
Jika memang ini kehendakMU, maka terjadilah..................



Kini, 2009 hampir selesai ku jalani. Dan malam aku menulis blog ini, memori itu kembali menyerangku, dan memaksa aku menulis blog ini. Uda 5 tahun sejak peristiwa itu terjadi. Uda banyak rutinitas hidup yang kujalani dan lewati. Tapi ngga ada yang bisa ngapus memori itu.
Kalo boleh kuminta satu hal dari Tuhan, aku pengen balik ke kejadian dimana aku baru tiba di Ambon 5 tahun lalu dan berjumpa dengan Ade Jo untuk yang pertama kalinya..
Meskipun hanya sebentar, mungkin aku akan berkata, "Ade, Kaka sayang Ade.. Kaka sayaaaaaaaaaaaannnnnggggg banget ama Ade..."
Aku akan mencium dia, dan aku akan memeluknya seerat mungkin, dan selama nungkin....

Suasana natal mulai terasa di sini. Ada yang bermain kembang api, petasan, bahkan di tiap rumah, pohon2 natal sudah mulai dijadiin dekorasi pilihan yang dibuat semanis mungkin... Tapi tetap saja ngga bisa dibandingkan dengan merayakan natal dengan seorang Jonathan Grasio Samuel Manuputty...

Ade Jo yang ada di sorga, Kaka cuma mo bilang, Kaka kangen banget ama kamu, Kaka kangeeennn.. Meskipun kita cuma ketemu sebentar, tapi itu selalu membekas di hati Kaka... I Love You, Ade...

TUHAN YESUS, tolong jaga baik2 Ade ku itu ya disana. Jangan dimarahin kalo dia nakal. Dia masih kecil, TUHAN... TUHAN, sampaikan salam kami.. Kami rindu...


Salam, kami yang mencintaimu

Senin, 21 Desember 2009

Ade Jo, Adekku Yang Tek Pernah Ada Part 1

Judul ini kudapat dari Hilman Hariwijaya (semoga speeling namanya bener.. Karna belau adalah legendku... Pada nga ngerti Hilman yang ini?? Kalo Lupus, cowo SMA gokil yang selalu ngunyah permen karet yang selalu banyak akal buat ngerjain siapapun disekelilingnya?? Get it?
Hilman, sebelum sukses dengan Lupus Seriesnya pernah bikin sebuah cerita tentang (kalo ngga salah) Bian, adiknya yang ngga pernah ada... Benang merahnya sih tentang adeknya yang ketika baru lahir langsung meninggal (Om Hilman, sori kalo salah ya...)

Ok, prolognya segitu aja... Fokus ama yang mau ku tulis ini...
Hmmmmm, ini memori yang ngga akan pernah kulupain dalam sisa hidupku... This is for real, guys... Memori yang ngenangin banget di pikiranku sampe saat ini (BACA : detik kutulis blog ini)

Intermezzo...
Kamu2 semua pernah punya sodara yang ngga akan pernah bisa diajakin bercanda, bermain, en laen2, ngga? Maksudku, ketika kalian pikir kalian akan mendapetin sodara baru tapi ternyata sodara kalian itu pergi untuk selama2nya? Belum sempat mengenal dia lebih jauh, ternyata Tuhan berkehendak lain??

Cerita ini bermula pada akhir 2004 - Libur Natal en libur semester
Awal desember 2004, kuterima surat dari Universitas bahwa hasil tes dan laen2 bisa di update via internet dan disitu jelas banget ditulis kita ngga perlu ke kampus buat liat nilai2 ujian semesteran kemaren. To be honest, aku yang saat itu masih berstatus mahasiswa baru di sebuah PTS (cukup) terkenal di kota Yogyakarta merasa takut en deg2an... Nilai2 awalku gimana ya ntar??
So, bersama kakak perempuanku, kami menyusun plan buat liburan natal kali ini. Emang sih, kita b2 uda punya alternatif keren yang diusulin ama Herodes (sebutan buat my beloved father karna saking gualaknya.... Hehehehehe....) buat mudik ke Ambon. Dan singkat cerita karna ngga punya rencana laen dan pilihan buat abisin natal en tahun baru di kota Yogya, kami pun meng-oke-kan (bah, bahasanya...) usulan Herodes...
Kordinasi pun kita bikin ama pihak Ambon (Halah, sok2an kordinasi... Sebenarnya sih bukan kordinasi, tapi banyak yang mo nitip ini itu ke kita b2... Hehehehe, berat2in bagasi pesawat aja nih..)
Ok deh, titipan uda siap, kita b2 pun uda pamit kiri kanan en minta doa restu dari tetangga sebelah... Aku masih inget banget perasaanku waktu itu... Kuinget berita bulan lalu (Pesawat Lion Air tergelincir di Solo, Garuda yang terbakar di Yogya, trus beberapa kisah pilu laennya tentang pesawat yang kurang beruntung landing di berbagai daerah di Indonesia...
"Jangan2, pesawat yang kutumpangi bakalan bernasib sama..... TUHAAAAAAAAAAAANNNNNNNN, aku kan belom nikah.........."
Tapi dengan mantepin hati en pasrah ama Tuhan, kubiarkan mobil membawa kami ke bandar udara (ya iyalah...) Belokan terakhir masik bandara, jantung semakin memompaku, masuk gate selamat datang Adi Sucipto makin deg2an, dan jantungku benar2 berhenti ketika mobil menurunkan kami di departemen keberangkatan(au deh, bahasanya... 'Jantungku Benar2 Berhenti'..... Hiperbolis Abis...)
Ok, Skip aja deh bagian ini..
Alhasil, kita b2 uda duduk nyaman di dalem pesawat. Kulihat petunjuk di jendela dan kuterpana membaca nama yang ada di jendela itu. Michael Douglas (MD)... Walah, pesawat jenis MD ini kan yang kemaren terelincir di Solo....
dug dag dug dag dug dag...
Kadang detak jantungku normal, kadang berirama(tapi bukan Rhoma en Ridho Irama lho..)
Selepas para pramugari mantan model memperagakan fashion show tentang saat2 kita bakalan ngelakuin pendaratan darurat (yang bener2 darurat), ku mulai mengencangkan sabuk pengamanku, dan mulai berdoa....
doa, doa, dan doa......
(Karena ini pengalamanku pertama kali naik pesawat) ketakutan mulai menyebar lagi. Jatoh ngga ya ni pesawat, jatoh ngga ya........
Amin, Puji Tuhan akhirnya kita sampai di Djuanda International Airport di Surabaya... asik asik asik.... Minimal kita uda keluar dari Yogya. Abis dari sini, kita langsung terbang transit ke makasar dan akan melanjutkan lagi ke Ambon manisseeeeee tercinta...
Ok, perjalanan berikutnya sedikit lebih menakutkan (boong ding, bukan sedikit tapi BANYAK) karena kita bakal menyebrang pulau en menurut hemat saya, lebih aman jatoh di daerah permukiman penduduk ato sawah daripada terhempas en tenggelam didasar lautan (faktor utamanya adalah perlu sodara sodari ketahui, AKU TIDAK BISA BERENANG...)
Perjalanan sedikit lebih lama dari perjalanan sebelumnya. Selama mengudara, mulutku tak henti2nya mengucapkan doa dan doa.. TUHAN, kok jauh banget sih Makasarnya? Eh, ternyata TUHAN tu bae banget kok. Ngga lama kemudian, kita sampe deh di Makasar... Aseeeeekkk (lagi) uda deket ambon nih...
Bro and Sist, skip lagi aja ya.. Soalnya ke-parno-anku terhadap terbang menerbang ini masih terus berlanjut en aku terlalu malu membuka aibku sendiri ketika sampe di Makasar...
Akhirnya Pramugari memberitahu kita bahwa kita sudah sampai di Pattimura, Ambon...
ASEEEEEEEEEEEEEEEEEEKKKKKKKK...
Akhirnya bisa ketemu dengan sodara2 di sini, setelah 5 tahun lebih kita ngga ketemu. Terakhir ketemu, mereka masih segitu.. Sekarang masih segitu juga ngga ya??
Ketika pintu pesawat terbuka, saat itulah aku bisa bernafas lga dn jantungku kembali berdetang normal se normal normalnya.
Tapi, kisahku baru aja dimulai...
Dia adalah Papa Agus Manuputty. Dan dia adalah adiknya Herodes. Papa Agus memang bekerja di bandara, karena itu, akses menuju ke tempat parkir pesawatpun dengan mudah didapatnya. Dan karena dia, dengan mudah kami ber2 mendapatkan barang2 bagasi kami.
Kami sempat melepas rindu dengan berpelukan di pintu pesawat (dasar gokil, kan jadi macet tuh.. Hehehehe...)
Sempat bertanya kabar dan bla bla bla, kamipun keluar dari area bandara.
Di luar, kami telah ditunggu ama Herodes dan istrinya(a.k.a mamaku tersayang), Marlen (anaknya Papa Agus) dan seorang balita cowo yang sangat2 manis.
Sapa nih, kupikir??
Namanya adalah Jonathan Grasio Samuel Manuputty dan dia sangat manis. Meskipun masih kecil, dia ngga terlihat seperti anak2 sebayanya yang nakal, yang selalu mereptkan orang2 disekelilinnya.. Itulah kesan pertamaku melihat Ade Jo.
Dari seluruh adik2 sepupuku, cuma Ade Jo yang belum kukenal. Umurnya kira2 baru 2,5 tahun. Like i said before, he's so cute. Dan karena memang aku seneng anak2, akupun merasa nyaman berada disisi Ade Jo.
Aku terus memandangi Ade jo sambil menunggu mobil jemputan. Tak lama, mobil itu datang. Karena banyaknya panitia penyambutan kami berdua, mobilpun penuh sesak. Aku kebagian duduk di bangku belakang.
Karena kesepian kuminta Ade Jo pindah kebelakang. Ade Jo pun bermigrasi dari bangku tengah (mama, kakakku dan Marlen) dan duduk di pangkuanku. Wah, beruntungnya aku karena beberapa menit yang lalu, proposal kakakku kepada Ade Jo untuk memangkunya ditolak mentah2.. Hahahahaha, rasain kau si...
Kita ber2 (aku dan Ade jo) menikmati pemandangan dari kursi belakang.
"Ade nama sapa?" - "Namanya adik, sapa?"
"Ade Jo, Kaka.." - "Ade Jo, Kak.."
"Ade Jo su skola ka bolom?" - "Ade Jo uda sekolah, belom?"
"Bolom, kaka..." - "Belum, ka..."
Itu hanya sepenggal pembicaraan kami waktu itu....
Bagiku, ini adalah saat2 membahagiakan. Aku belom begitu mengenal Ade Jo. Aku belum begitu mengenal karakter dan sifatnya, tapi aku merasa Ade Jo memiliki sesuatu yang menyenangkan. Aku ngga tau apa itu. Tapi yang kutahu, Ade Jo sangat manis.
Saat itu aku mengambil keputusan bahwa aku tidak pernah menyesal keputusanku pulang ke Ambon. Saat itu, aku sangat bahagia bisa bertemu dengan dia, dengan Ade Jo. Adek yang selama ni ku impikan (karena aku adalah anak bungsu dan aku kepengen punya adek lagi...)
Dan kisah ini masih berlanjut....
See you in the next post...